Belajar sepatu roda

Ingin belajar sepatu roda. Kalimat ini tiba-tiba muncul dari mulut mungil anak sulung kami. Awalnya  kami sedikit kaget ketika mendengar pernyataan tersebut. Kami termasuk produk dari keluarga jaman dulu yang tidak biasa dengan mainan-mainan seperti sepatu roda dan lain-lainnya. Namun, karena kami saat ini menjadi orang tua jaman sekarang, kami pun mencoba membuka diri dan berdiskusi dengan Si Sulung.

Usia anak sulung kami ini masih sangat muda. Kami pun sepakat untuk memberikan ruang seluas-luasnya bagi anak-anak bereksplorasi untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Kami berusaha menjadi pendamping yang tidak mendikte.



Begitu pun saat keinginan belajar sepatu roda ini muncul. Kami tidak langsung memutus keinginan anak karena alasan keterbatasan, baik materi maupun non materi. Kami mencoba memetakan keinginan ini. Mencari informasi tentang perlengkapan belajar sepatu roda, dimana tempat belajar yang ada pendamping ahlinya, berapa besarnya biaya kursus jika ingin ikut klub dan informasi lain yang perlu kami kumpulkan.

Setelah informasi terkumpul, kami coba pelajari bersama Si Sulung. Dimulai dari memutuskan membeli perlengkapan belajar sepatu roda. Biaya untuk membeli perlengkapan ini tidak murah. Si Sulung sepakat untuk mengumpulkan uang terlebih dahulu hingga mencukupi. Uang ini pun dihasilkan dari jerih payahnya membantu kami beraktivitas.


Kemudian kami mencoba mencari informasi tempat berlatih. Tiga kali kami mencoba datang ke tempat yang paling dekat dan ternyata selalu belum cocok waktunya. Akhirnya Si Sulung coba-coba belajar sendiri di rumah. Belajar memakai perlengkapan sendiri kemudian belajar menjaga keseimbangan tubuh saat memakai sepatu roda.


Beberapa kali berlatih sendiri, ternyata anak sulung kami cepat bisa menyesuaikan diri. Akhirnya kami mencoba menemaninya belajar di taman dekat tempat tinggal. Beberapa jam melakukan latihan di tempat yang luas, lebih mempercepat penyesuaian dirinya terhadap sepatu roda. Sudah mulai bisa lancar berjalan dengan gerak tubuhnya.


Kami pun kemudian mencari informasi lagi tentang belajar sepatu roda lewat video-video. Kami lihat dan amati bersama-sama. Kami coba diskusi lagi dan sedikit demi sedikit mempraktekkan gerakan-gerakan yang ada di video. Ternyata, Si Sulung bisa cepat menangkap dan mempraktekkannya. Apalagi memang gaya belajar anak ini visual, sehingga lebih cocok belajar dengan melihat.



Sampai saat ini, Si Sulung pun masih asyik belajar sepatu roda secara otodidak dengan melihat video-video yang ada. Kami pun terus berusaha menemani seoptimal mungkin proses belajar ini. Kami pun siap mental, jika ternyata ke depan, belajar sepatu roda ini hanya bertahan beberapa waktu saja. Bagi kami, proses yang dilalui seorang anak untuk memenuhi rasa ingin tahunya itu adalah sebuah nilai yang tiada terkira. 




#ODOPfor99days
#day27



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlukah Anak Berlatih Mengelola Keuangan?

Berkunjung ke Kantor Lurah Pejaten Timur

Merica dan Ketumbar

Kreasi botol bekas